Sabtu, 07 Juni 2008

KARYA TULIS

PENGARUH PENDIDIKAN DAN PELATIHAN ,

MOTIVASI MENGAJAR TERHADAP PROFESIONALISME GURU

( Studi Analisis Deskriptif pada SMP Negeri 1 Mangunreja Tasikmalaya)

A. Latar Belakang Penelitian

Menghadapi pesatnya persaingan pendidikan di era global ini, semua pihak perlu menyamakan pemikiran dan sikap untuk mengedepankan peningkatan mutu pendidikan. Pihak-pihak yang ikut meningkatkan mutu pendidikan adalah pemerintah, masyarakat, stakeholder, kalangan pendidik serta semua subsistem bidang pendidikan yang harus berpartisipasi mengejar ketertinggalan maupun meningkatkan prestasi yang telah diraih. Dari pihak yang disebutkan di atas, dalam pembahasan tulisan ini yang disoroti hanya masalah guru, sebab guru menjadi fokus utama dari kritik-kritik atas ketidakberesan sistem pendidikan. Namun tidak dapat dimungkiri bahwa, pada sisi lain guru juga menjadi sosok yang paling diharapkan dapat mereformasi tataran pendidikan. Guru menjadi mata rantai terpenting yang menghubungkan antara pengajaran dengan harapan akan masa depan pendidikan di sekolah yang lebih baik.

Permasalahan guru di Indonesia baik secara langsung maupun tidak langsung berkaitan dengan masalah mutu profesionalisme guru yang masih belum memadai dan jelas hal ini ikut menentukan mutu pendidikan nasional. Mutu pendidikan nasional kita yang rendah, menurut beberapa pakar pendidikan, salah satu faktor penyebabnya adalah rendahnya mutu guru itu sendiri di samping faktor-faktor yang lain.

Tuntutan profesionalisme guru tentu harus terkait dan dibangun melalui penguasaan kompetensi-kompetensi yang secara nyata dalam menjalankan dan menyelesaikan tugas-tugas dan pekerjaannya sebagai guru. Kompetensi-kompetensi penting jabatan guru tersebut adalah :

  1. Kompetensi pedagogik yaitu merupakan kemampuan dalam pengelolaan peserta didik yang meliputi: (a) pemahaman wawasan atau landasan kependidikan; (b) pemahaman terhadap peserta didik; (c)pengembangan kurikulum/ silabus; (d) perancangan pembelajaran; (e) pelaksanaan pembelajaran yang mendidik dan dialogis; (f) evaluasi hasil belajar; dan (g) pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya.
  2. Kompetensi kepribadian yaitu merupakan kemampuan kepribadian yang: (a) mantap; (b) stabil; (c) dewasa; (d) arif dan bijaksana; (e) berwibawa; (f) berakhlak mulia; (g) menjadi teladan bagi peserta didik dan masyarakat; (h) mengevaluasi kinerja sendiri; dan (i) mengembangkan diri secara berkelanjutan.
  3. Kompetensi sosial yaitu merupakan kemampuan pendidik sebagai bagian dari masyarakat untuk : (a) berkomunikasi lisan dan tulisan; (b) menggunakan teknologi komunikasi dan informasi secara fungsional; (c) bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan, orangtua/wali peserta didik; dan (d) bergaul secara santun dengan masyarakat sekitar.
  4. Kompetensi profesional merupakan kemampuan penguasaan materi pembelajaran secara luas dan mendalam yang meliputi: (a) konsep, struktur, dan metoda keilmuan/teknologi/seni yang menaungi/koheren dengan materi ajar; (b) materi ajar yang ada dalam kurikulum sekolah; (c) hubungan konsep antar mata pelajaran terkait; (d) penerapan konsep-konsep keilmuan dalam kehidupan sehari-hari; dan (e) kompetisi secara profesional dalam konteks global dengan tetap melestarikan nilai dan budaya nasional.

Dengan memperhatikan hal-hal di atas maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul “ Pengaruh Pendidikan dan Pelatihan, Motivasi terhadap Profesionalisme Guru

B. Identifikasi dan Perumusan Masalah

Berbicara tentang profesional guru sangat komprehensif. Profesi guru harus dilihat dari kemampuan menguasai kurikulum, materi pembelajaran, teknik dan metode pembelajaran, kemampuan mengelola kelas, sikap komitmen pada tugas, harus dapat menjaga kode etik profesi, di sekolah ia harus menjadi "manusia model" yang akan ditiru siswanya, di masyarakat menjadi tauladan. ada lima ukuran seorang guru dinyatakan profesional, yaitu : Pertama, memiliki komitmen pada siswa dan proses belajarnya. Kedua, secara mendalam menguasai bahan ajar dan cara mengajarkan. Ketiga, bertanggung jawab memantau kemampuan belajar siswa melalui berbagai teknik evaluasi. Keempat, mampu berpikir sistematis dalam melakukan tugas dan kelima, seyogianya menjadi bagian dari masyarakat belajar di lingkungan profesinya.

Profesi guru pernah menjadi profesi penting dalam perjalanan bangsa ini dalam menanamkan nasionalisme, menggalang persatuan dan berjuang melawan penjajahan. Profesi guru pada zaman dulu merupakan profesi yang paling bergensi dan menjadi dambaan bagi generasi muda pada saat itu. Tetapi, sayangnya pada beberapa dekade yang lalu dan masih berlanjut sampai kini profesi guru dianggap kurang bergengsi, karena kinerjanya dinilai belum optimal dan belum memenuhi harapan masyarakat. Persoalan guru semakin menjadi persoalan pokok dalam pembangunan pendidikan yang disebabkan oleh adanya tuntutan perkembangan masyarakat dan perubahan global. Hingga kini persoalan guru belum pemah terselesaikan secara tuntas .

Banyak hal yang dapat mempengaruhi profesionalisme seorang guru, diantaranya :

  1. guru belum mengetahui tugas pokoknya dan fungsi pekerjaannya
  2. kebanyakan guru belum pernah atau jarang sekali mengikuti pendidikan atau pelatihan untuk meningkatkan profesionalismenya.
  3. banyaknya guru yang belum berpengalaman sebagai tenaga pendidik, artinya dia hanya mendapatkan pengetahuan mengajarnya dari perguruan tinggi tempat dia menuntut ilmu
  4. kurangnya motivasi para guru untuk meningkatkan profesionalismenya.
  5. kurangnya penghargaan baik dari pemerintah atau institusi tempat dia mengajar.
  6. Sarana dan prasarana belajar belum memadai

Berdasarkan hal-hal di atas penulis tertarik untuk mengadakan penelitian pada dua permasalahan di atas, yaitu permasalahan pendidikan dan pelatihan, serta motivasi mengajar. Selanjutnya masalah pokok dalam penelitian ini dirinci dalam rumusan masalah sebagai berikut :

1. Bagaimana pengaruh pendidikan dan pelatihan terhadap profesionalisme guru.

2. Bagaimana pengaruh motivasi mengajar terhadap profesionalisme guru.

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah di atas maka tujuan penelitian ini adalah untuk :

  1. Untuk mengetahui pengaruh pendidikan dan pelatihan terhadap profesionalisme guru
  2. Untuk mengetahui pengaruh pengalaman belajar terhadap profesionalisme guru.

D. Kegunaan Penelitian

Adapun kegunaan penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Secara teoritis hasil penelitian ini dapat :

  • Menemukan sejauh mana pengaruh pendidikan dan pelatihan, pengalaman kerja terhadap profesionalisme guru.
  • Memberikan sumbangan pikiran dalam mengembangkan ilmu pengetahuan.

2. Secara praktis, hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna untuk :

  • mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi profesionalisme guru.
  • mendorong para guru untuk terus meningkatkan profesionalismenya.
  • para pemegang kebijakan untuk memberikan perhatian yang besar untuk memprogramkan dan melaksanakan pendidikan dan latihan bagi para guru.

E. Kerangka Pemikiran dan Hipotesis.

1. Kerangka Pemikiran

Pendidikan dan Pelatihan menurut Edwin B. Flippo :

Education is concerned with increasing general knowledge and understanding of our total environment.”

( Pendidikan berkenaan dengan peningkatan pengetahuan umum dan pemahaman terhadap lingkungan secara menyeluruh. )

Training is the act of increasing the knowledge and skill of employee for doing a particular job. “

Pelatihan adalah usaha peningkatan pengetahuan dan keterampilan para pegawai untuk mengerjakan pekerjaan tertentu.

( Malayu, 2006 : 70)

Kesimpulan : Pendidikan dan pelatihan adalah suatu kegiatan yang bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan, pemahaman, serta keterampilan para pegawai.

Motivasi adalah dorongan yang timbul pada diri seseorang secara sadar atau tidak sadar untuk melakukan suatu tindakan dengan tujuan tertentu.

(KBBI, 1994).

Mengajar adalah memberikan pelajaran.

(KBBI :1994).

Jadi motivasi mengajar adalah suatu dorongan untuk memberikan pelajaran pada anak didik.

Berdasarkan uraian di atas maka penulis menggambarkan kerangka penelitian sebagai berikut :

Paradigma Penelitian










Pendidikan dan Pelatihan










Y




Motivasi Mengajar



2. Hipotesis

Adapun hipotesis dalam penelitian ini adalah :

  1. Pendidikan dan pelatihan berpengaruh positif terhadap profesionalisme guru
  2. Motivasi mengajar berpengaruh positif terhadap profesionalisme guru.

F. Objek dan Metode Penelitian

1. Objek Penelitian.

Pada penelitian ini meliputi 3 ( tiga ) variabel pokok yang meliputi dua variabel independen, yaitu pendidikan dan pelatihan yang diberi notasi X1, dan motivasi kerja yang diberi notasi X2.

Selanjutnya satu variabel terikat, yaitu profesionalisme guru, yang diberi notasi Y.

2. Populasi dan Sampel

Pada penelitian ini yang menjadi objek penelitian adalah guru-guru yang ada di SMP Negeri 1 Mangunreja Kab. Tasikmalaya dengan ukuran populasi 59 guru.

G. Metode Penelitian dan Desain Penelitian.

· Dalam penelitian ini akan digunakan metode deskriptif dan eksplanatory. Metode deskriptif digunakan karena akan mendeskripsikan variabel-variabel ( pendidikan dan pelatihan, serta motivasi mengajar guru.Metode explanatory digunakan karena akan menguji hipotesis

· Desain penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah desain penelitian korelasional, yang memfokuskan pada ada atau tidak pengaruh pendidikan dan pelatihan, motivasi mengajar terhadap profesionalisme guru.

I. Operasional Variabel

Untuk menghindari salah pengertian terhadap variabel-variabel penelitian, maka terlebih dahulu akan dikemukakan definisi operasional variabel penelitian sebagai berikut :

a. Pendidikan dan pelatihan adalah suatu kegiatan yang bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan, pemahaman, serta keterampilan para pegawai.

b. Motivasi mengajar adalah suatu dorongan untuk memberikan pelajaran pada anak didik.

Variabel

Dimensi/Sub. variabel

Indikator

Pendidikan dan Pelatihan (X1)

  1. MGMP
  2. Workshop
  3. ToT
  4. Seminar
  5. Penataran

1. Selalu mengikuti

2..Sering mengikuti

3. Jarang mengikuti

4. tidak pernah

mengikuti

Motivasi mengajar (X2)

  1. Tinggi
  2. Sedang
  3. Rendah

1. Selalu membuat persiapan mengajar.

2. Kadang-kadang membuat persiapan mengajar

3. Tidak pernah membuat persiapan mengajar

Profesionalisme Guru (Y)

  1. Kompetensi pedagogik
  2. Kompetensi sosial
  3. Kompetensi Kepribadian
  4. Kompetensi profesionalisme

1.pemahaman wawasan atau landasan

2. kependidikan; pemahaman terhadap peserta didik;

3. pengembangan kurikulum/ silabus;

4. perancangan pembelajaran;

5. pelaksanaan pembelajaran yang mendidik dan dialogis;

6. evaluasi hasil belajar



Tidak ada komentar: